Renungan

ilustrasi pahlawan atau pengecut

Pahlawan Versus Pengecut

Kita selalu mendengar cerita tentang pahlawan. Berbeda dari pahlawan kita juga mendengar tentang kisah tentang pengecut. Pahlawan sering dikenal dengan nama yang lebih mentereng: super hero. Pahlawan dikenal karena pengorbanannya. Sebaliknya pengecut adalah gambaran tentang pribadi penakut yang bisa mengorbankan sesama demi kepentingan pribadi.

Para pahlawan lebih disukai dan selalu dikenang karena mempertahankan kebenaran dan menjaga nilai, entah nilai moral, nilai agama atau nilai kemanusiaan. Keberanian menjadi modal penting sehingga pahlawan tak takut dengan arus besar alias mainstream. Biasanya pahlawan menjadi pribadi yang dinilai sudah selesai dengan dirinya sendiri. Mereka tak takut kehilangan pangkat, harta ataupun nyawa. Bagi pahlawan, hidup adalah sebuah berkat untuk dunia. 

Yohanes Pembaptis: Contoh Pahlawan

Salah seorang contoh pahlawan yang disebut Injil adalah Yohanes Pembaptis. Dia nabi yang berani. Dia popular karena populis: merakyat. Dia ada di hati rakyat. Orang suka pewartaannya melawan kezaliman. Ia melawan kejahatan. Dia tak takut mati, bukan karena tak senang hidup. Ia justru mempertahankan hidup, hidup yang sebenarnya.

Dalam kekristenan, hidup itu bukan sekadar bernapas. Hidup itu melawan dosa dan kejahatan. Orang yang hidup tapi dalam dosa itu disebut sebagai orang mati. Bernapas, tapi tak punya hidup sejati. Karena itu kita selalu mendengar orang bijak berpesan: jangan mati sebelum meninggal. Jangan tinggal dalam dosa sebelum meninggal.

Tokoh antagonis yang membunuh Yohanes adalah: Herodes Antipas. Herodes sebetulnya mendengarkan Yohanes, tetapi nyala kebenaran dalam hatinya telah dipadamkan nafsu. Herodes punya kans atau kesempatan untuk menjadi baik, tetapi egoisme telah mengalahkan kebaikannya. Dia mendengarkan bisikan iblis Herodias, perempuan yang adalah istri saudaranya. Herodias sejak semula mempunyai dendam karena ditegur Yohanes soal hubungannya dengan Herodes Antipas. Keji sekali perbuatan Herodias, bahkan memakai anak di bawah umur untuk melanggengkan aksinya. Orang-orang jahat biasanya begitu. Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Mereka membawa budaya kematian.

baca juga: budaya kehidupan dalam pemahaman Gereja Katolik

Lalu Kita?

Apakah kita : mengorbankan orang utk kepentingan sendiri? Apakah kita senang liat orang susah, dan susah liat orang senang?.Penyakit seperti ini bisa datang jika kita tidak memiliki syukur dalam hati.

Jauh sebelum Yohanes Pembaptis hidup, seorang raja besar hidup di Israel. Daud adalah pahlawan karena telah mengalahkan Goliat. Daud adalah pahlawan karena dia rela mengorbankan dirinya. Dia menang karena   selalu mengandalkan Tuhan, seperti pesan rasul Paulus: bukan lagi aku yang hidup dalam diriku, Tetapi Kristuslah yang hidup dalam diriku.

Ketika Tuhan jadi andalan, maka kita selamat. Kita bisa jatuh dalam dosa, seperti raja Daud, tetapi pemulihan terjadi karena Allah tetap mendampingi kita.

Inspirasi lain yang bisa dibaca:

Penilaian dan Komentar anda:

4.5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x